Indoproperty.com adalah belantara jurnalistik pertama yang aku tualangi saat datang ke Jakarta ini. Pada media online milik broker property terbesar di Indonesia (Ray White) inilah aku mengecap pahit manisnya menjadi kuli tinta di ibukota. Untungnya indoproperty merupakan leader di bidangnya khususnya properti, sehingga dari sini aku bisa belajar dengan cukup baik.

Friday, March 17, 2006

Monday, 28 May 200

Jangan Ciptakan Property yang Fancy

Strategi yang harus dijalankan agar sektor property bisa bertahan pada keadaan yang kritis sekarang ini adalah jangan menciptakan produk property yang fancy, begitu dikatakan Kafi Kurnia, pengamat pemasaran yang aktif dalam organisasi Interbrand Indonesia.

"Pengembang perlu menciptakan produk yang ekonomis, sesuai dengan dayabeli yang lemah saat ini,"tuturnya menyarankan. Menurut pandangan Kafi, peluang sector property Indonesia di masa depan tetaplah bagus. Yang menjadi masalah di tengah gejolak fluktuasi rupiah dan tingginya suku bunga SBI sekarang hanyalah ketiadaan funding semata. "Sebenarnya rumah merupakan kebutuhan pokok yang terus tumbuh tiap tahun.

Jadi minat konsumen tinggi. Daya beli lemah saat ini karena tidak tersedianya sarana funding semata,"jelasnya pada e-journalist indoproperty.com melalui email. Tentang sector property yang kiranya masih mempunyai peluang besar untuk berkembang, ia optimis pada sector perumahan. Hanya saja ia mengharapkan agar pemerintah segera menata system perbankan kita, agar tersedia sarana funding secepat mungkin. Meski sector property sedang terpuruk, Kafi juga melihat bahwa SDM pelaku sektor ini masih cukup baik. Bahkan ia menilai banyak inovasi dan kreatifitas yang muncul di saat kritis sekarang.

Mengenai fenomena otonomi daerah serta AFTA 2003 yang menghadang di depan, dia mengaharapkan perijinan daerah menjadi lebih mudah, dan politik cepat stabil sehingga investor luar berani masuk. Menanggapi kemungkinan pelaku-pelaku bisnis sektor ini dari luar negeri yang nota bene semakin mendapatkan kemudahan setelah berlakunya AFTA 2003 nanti, Kafi meyakini bahwa hal ini bukanalah ancaman, karena mereka masuk dalam bentuk agen penjualan saja. Tidak sebagai pengembang. Sedangkan untuk konsumen property, agar tidak terjerumus dalam jual beli property yang menjerumuskan, ia menyarankan agar konsumen kembali ke basic dalam arti memperhatikan lokasi strategis yang memungkinkan resale valuenya tinggi serta mutu yang baik.

Source: rohmah/e-journalist indoproperty.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home